Ketika zaman belum ada pesawat,
yang bebas berkeliaran di udara hanya hewan bersayap yang sering kita sebut
dengan burung. Kemudian manusia ingin terbang juga layaknya burung – burung
yang bebas pindah tempat dari timur ke barat, dari utara ke selatan ataupun
sebalikknya. Itu semua penggambaran terbangnya makhluk secara fisik. Namun, disini saya tidk ingin membahas
tipe-tipe pesawat ataupun jenis-jenis burung. Bicara soal udara, penulis ingin
bahas soal cinta.
Apakah kita tahu udara bisa
disebut sebagai salah satu unsur lahirnya manusia? Yang kita tahu kan lahirnya
manusia itu dari proses hubungan intim pasangan suami/istri atau yang yang
belum nikah juga bisa tapi prosesnya tidak halal, dan punya dosa besar jika
melakukannya. Memang benar, proses besetubuh itu unsur utamanya, tapi ada unsur
sebelum proses itu terjadi yaitu unsur udara.
Elemen udara bukan hanya milik
karakter Aang saja yang ada di dalam film Avatar The Legend of Aang yang
mengkisahkan seorang manusia yang dapat menguasai 4 elemen yaitu udara, air,
api dan tahah. Itu kan hanya cerita di tv saja, yang dibuat dalam animasi
kartun. Di dunia nyata, tiap manusia juga sering bermain-main dengan udara
apalagi soal percintaan.
“Cinta, apa sih cinta?” itu
pertanyaan orang awam atau orang yang pura-pura tidak tahu.
Unsur udara dapat kita contohkan
pada dua orang manusia (pria dan wanita) yang saling suka. Kenapa bisa saling
suka. Pasti ada unsur dimana seseorang bisa saling cinta.Tiap orang memiliki
rasa, dan lalu rasa itulah yang dihantarkan melaui udara. Awalnnya mereka hanya
saling lihat, belum mengenal satu sama lain. Seiring berjalannya waktu ada
sebuah rasa yang berbeda, yaitu perasaan yang tidak biasa yaitu rasa ingin
mencinta. Jika keduanya mempunyai rasa yang sama, maka perasaaan suka atau
cinta itu sampai kepada orang tersebut melalui udara yang tak terlihat oleh
kasat mata.
Itulah tahap udara menghantarkan
rasa tiap orang. Jika mereka sudah bermain dengan elemen udara, kemudian mereka
bermain dengan api. Bermain api, untuk membakar ayam atau mau bakar rumah. Tapi
kadar cinta mereka menjadi besar bagaikan api yang membara. Proses perapian itu
semakin besar dan mereka melanjutkan ke jengjang yang lebih seirus atau mencari
jalan halal dengan restu orang tua mereka masing – masing yaitu dengan jalan
pernihakan.
Pernihakan adalah hal terindah
yang hanya diadakan sekali oleh tiap insan. Tahap ini adalah jembatan untuk
memadamkan api cinta yang sedang membara itu. Api hanya bisa pada jika tersiram
oleh air.
Air adalah unsur paling penting
bagi makhluk hidup. Ada sebuah penilitian di negeri sakura bahwa air memiliki
moleku-molekul dan molekul itu sangat sensitive. Jika air itu di pegang oleh
orang sedang marah atau murka, maka molekul air itu akan menjadi gelap. Apabila
air itu dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an maka molekul aIr itu akan menjadi
bercahaya. Oleh karena itu jika kita ingin minum air lebih baik membaca
basmalah terlebih dahulu.
Itu hanya sedikit iklan tentang
air hehe
Kembali ke masalah memadamkan api
cinta, yaitu dimana kedua orang tersebut
melakukan hubungan suami istri. Api cinta itu habis disiram oleh air cinta yang
semua orang dewasa sudah mengeri-lah. Proses menikah itu bisa dikatakan proses
melenyapkan api asmara orang-orang yang sedang dilanda cinta. Lalu bagaimana
degan tanah?
Semua orang mengerti manusia itu
dari tanah, dan akan kembali ke tanah. Begitu pula dengan negeri ini yang kita
sebut dengan Negara demokrasi yang artinya dari rakyat untuk rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar