Jumat, 13 Juni 2014

GALAU DAN PESTA




Hidup ini berpasang-pasangan. Ada pria ada wanita, ada tinggi ada pendek,  ada putih ada hitam, ada kurus ada gemuk, ada mancung ada pesek, dan lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Sepasang membuat seimbang, tapi ada kalau menentukkan itu hanya satu saja. Lalu yang membuat kacau itu adalah kegalauan.

Dari zaman dahulu sampai zaman sekarang orang tidak lepas dari perasaan galau, apalagi di zaman sekarang tepatnya di tahun 2014. Kenapa disebutkan tahun 2014? Karena di tahun ini orang-orang dari Sabang sampai Merauke di hantui perasaan galau disebabkan akan datangnnya Pemilu (Pemilihan Umum) yaitu untuk memilih satu pemimpin yang akan memimpin negeri ini. Pikiran warga menjadi kacau mau memilih yang mana. Mau memilih “wi” atau “wo”. Masing-masing partai berkampanye mengangkat nilai-nilai kebaikan tokoh yang akan di calonkan sebagai orang nomor 1 di Indonesia.

Tiap partai mempunyai anggota dan masing-masing dari mereka memiliki peran. Mereka semua bersemangat untuk memenangkan pilpres pada tahun ini. Mereka datang ke pelosok negeri untuk memperoleh dukungan. Itu semua adalah system dari kampanye tiap partai. 

Adanya kampanye memang membuat suasana kompetisi antar calon presiden menjadi meriah. Tapi kampanye tidak baik jika berlebihan, apalagi kalau sudah melakukan kampanye hitam. Kampanye hitam itu adalah perbuatan yang sangat licik.

Rakyat saja galau mau memilih siapa yang terbaik. Apakah sang calon pemimpin tersebut tidak lebih galau jika sudah mendapat amanah dari rakyat untuk memimpin negeri ini?. Jadi pemimpin itu tidak gampang, bahkan tidur pun tidak nyenyak walau diatas Kasur yang sangat lembut.
mungkin ini perbedaan zaman dahulu dan zaman sekarang. Jika zaman dahulu rakyat langsung memilih tanpa adanya pencalonan diri dari tiap organisasi atau partai. Kalau sekarang bagaimana? Bisa lihat sendiri kan.

                                Lain dahulu lain sekarang
                                Orang tua cari menantu
                                Pasang mata biyar terang
                                Agar Indonesia tak tertimpa batu

Lalu kegalaun lainnya adalah di bidang akademi tapatnya di semester genap pada perguruan tinggi. Selain pemilu ada yang lebih membuat mahasiswa ini menjadi galau yaitu galau karena tugas akhir bagi yang D3, Penulisan Ilmiah bagi tidak magang pada semester 6, dan skripsi bagi yang ingin lulus sarjana. 

Pada awal semester genap, sebagian mahasiswa sudah memikirkan sebuah judul penulisan yang akan diserahkan ke dosen pembimbing. Namun ada juga yang belum punya judul sama sekali. Inilah salah satu factor kegalauan.

Bagi yang judulnya sudah diterima oleh dosen pembimbing, maka mereka menyelsaikan proses penulisannya. Kalau Penulisan Ilmiah ada 4 bab dan bagi yang skripsi ada 5 bab. Lalu yang membuat galau adalah ada kesulitan dalam perancangan penulisan atau pembuatan aplikasi. Nah, proses ini yang membuat mahasiswa menjadi galau atau kacau pikirannya dan bisa menjadi patah semangat. Apalagi kalau dosen pembimbingnya memberi banyak masukan yang menggelitik pikiran untuk berfikir lebih keras lagi.

Tapi tiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, karena hidup ini kan berpasang-pasangan. Intinya segalanya hadapi saja, jangan menyerah, ya sudahlah. Itu ibaratnya kita selalu berusaha dan jangan lupa berdoa, lalu bertawakal.

Dari banyaknya kegalauan, tapi ada banyak juga pesta di tahun 2014. Pestanya adalah pesta yang terjadi 5 tahun sekali yaitu pesta demokrasi atau pilpres. Kemudian pesta yang terjadi 4 tahun sekali yaitu pesta piala dunia. Yang penting jangan berlebihan galaunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar