Hidup ini berpasang-pasangan. Ada
pria ada wanita, ada tinggi ada pendek,
ada putih ada hitam, ada kurus ada gemuk, ada mancung ada pesek, dan
lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Sepasang membuat seimbang,
tapi ada kalau menentukkan itu hanya satu saja. Lalu yang membuat kacau itu
adalah kegalauan.
Dari zaman dahulu sampai zaman
sekarang orang tidak lepas dari perasaan galau, apalagi di zaman sekarang
tepatnya di tahun 2014. Kenapa disebutkan tahun 2014? Karena di tahun ini
orang-orang dari Sabang sampai Merauke di hantui perasaan galau disebabkan akan
datangnnya Pemilu (Pemilihan Umum) yaitu untuk memilih satu pemimpin yang akan
memimpin negeri ini. Pikiran warga menjadi kacau mau memilih yang mana. Mau
memilih “wi” atau “wo”. Masing-masing partai berkampanye mengangkat nilai-nilai
kebaikan tokoh yang akan di calonkan sebagai orang nomor 1 di Indonesia.
Tiap partai mempunyai anggota dan
masing-masing dari mereka memiliki peran. Mereka semua bersemangat untuk
memenangkan pilpres pada tahun ini. Mereka datang ke pelosok negeri untuk
memperoleh dukungan. Itu semua adalah system dari kampanye tiap partai.
Adanya kampanye memang membuat
suasana kompetisi antar calon presiden menjadi meriah. Tapi kampanye tidak baik
jika berlebihan, apalagi kalau sudah melakukan kampanye hitam. Kampanye hitam
itu adalah perbuatan yang sangat licik.
Rakyat saja galau mau memilih
siapa yang terbaik. Apakah sang calon pemimpin tersebut tidak lebih galau jika
sudah mendapat amanah dari rakyat untuk memimpin negeri ini?. Jadi pemimpin itu
tidak gampang, bahkan tidur pun tidak nyenyak walau diatas Kasur yang sangat
lembut.
mungkin ini perbedaan zaman
dahulu dan zaman sekarang. Jika zaman dahulu rakyat langsung memilih tanpa
adanya pencalonan diri dari tiap organisasi atau partai. Kalau sekarang
bagaimana? Bisa lihat sendiri kan.
Lain
dahulu lain sekarang
Orang
tua cari menantu
Pasang
mata biyar terang
Agar
Indonesia tak tertimpa batu
Lalu kegalaun lainnya adalah di
bidang akademi tapatnya di semester genap pada perguruan tinggi. Selain pemilu
ada yang lebih membuat mahasiswa ini menjadi galau yaitu galau karena tugas
akhir bagi yang D3, Penulisan Ilmiah bagi tidak magang pada semester 6, dan
skripsi bagi yang ingin lulus sarjana.
Pada awal semester genap,
sebagian mahasiswa sudah memikirkan sebuah judul penulisan yang akan diserahkan
ke dosen pembimbing. Namun ada juga yang belum punya judul sama sekali. Inilah salah
satu factor kegalauan.
Bagi yang judulnya sudah diterima
oleh dosen pembimbing, maka mereka menyelsaikan proses penulisannya. Kalau Penulisan
Ilmiah ada 4 bab dan bagi yang skripsi ada 5 bab. Lalu yang membuat galau
adalah ada kesulitan dalam perancangan penulisan atau pembuatan aplikasi. Nah,
proses ini yang membuat mahasiswa menjadi galau atau kacau pikirannya dan bisa
menjadi patah semangat. Apalagi kalau dosen pembimbingnya memberi banyak
masukan yang menggelitik pikiran untuk berfikir lebih keras lagi.
Tapi tiap ada kesulitan pasti ada
kemudahan, karena hidup ini kan berpasang-pasangan. Intinya segalanya hadapi
saja, jangan menyerah, ya sudahlah. Itu ibaratnya kita selalu berusaha dan
jangan lupa berdoa, lalu bertawakal.
Dari banyaknya kegalauan, tapi
ada banyak juga pesta di tahun 2014. Pestanya adalah pesta yang terjadi 5 tahun
sekali yaitu pesta demokrasi atau pilpres. Kemudian pesta yang terjadi 4 tahun
sekali yaitu pesta piala dunia. Yang penting jangan berlebihan galaunya.