Rabu, 01 Mei 2013

Komunikasi Dalam Organisasi


Pengertian Komunikasi

Untuk memahami pengertian manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal daro bahasa latin communication yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsure – unsure kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagain berikut:
a.          Komukasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell).
b.         Komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulant biasa denga lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl I. Hovland).
c.          Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui symbol-simbol (Theodorson dan Thedorson).
d.         Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi dan sikap seseorang kepada orang lain (Edwin Emeryl).
e.          Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesame manusia (Delton E, Mc Farland).
f.          Komuinikasi adalah proses social, dalam arti pelmparan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan (William Albig).
g.          Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan dengan mengartikan symbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley).
h.         Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A. Winnet).
i.           Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem symbol linguistik, seperti sistem symbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. System ini dapat disosialisasikan secara langsing /tatap muka atau melaui media lain (tulisan, oral dan visual) (Karlfried Knapp).[1]

Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi khususnya mempunyai mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi (misalnya peranan, status, kompleksitas teknologi, pola-pola otoritas, dan sebagainya). Komunikasi dengan luar organisasi (external communication) adalah pertukaran “message” antara organisasi atau masuknya arus informasi dari luar (lingkungan ke dalam organisasi).
Setiap langkah dalam manajemen dan pengoprasian suatu organisasi sangat tergantung pada komunikasi. Misalnya peningkatan aktivitas, penyelesaian konflik, memperbaiki semangat pekerja dan meningkatkan produksi.
Beberapa aliran teori manajemen menghadap persoalan komunikasi yang berbeda-beda, tetap semuanya berfokus pada komunikasi sebagai masalah pokok organisasi karena:
a.          Komunikasi tampaknya memungkinkan anggota-anggota organisasi saling bertukar pengetahuan tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai organisasi.
b.         Komunikasi adalah wahana di mana suatu organisasi dapat mencapai lingkungnanya.
c.          Komunikasi merupakan saluran yang menghubungkan masukan dengan keluaran suatu organisasi.
Komunikasi menyediakan alat-alat untuk pengambilan keputusan, melaksanakan keputusan menerima umpan balik dan mengoreksi tujuan serta prosedur organisasi. “Apabila komunikasi berhenti maka aktivitas organisasi akan berhenti. Dengan demikian, tinggallah kegiatan-kegiatan individu yang tidak terorganisasi”. [2]

Manajemen Komunikasi

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Handoko (1997) menyebut ada 3 alasan utama yang diperlukan manajemen.
a.             Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi,
b.            Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan saling bertentanga. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik karyawan, maupun kreditor, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
c.             Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan rasio antara keluaran (output) dan masukan (input). Sedangakan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adlah manajemen yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti manajemen akan berperan atau sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.
                Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka disinilah asas-asas manaajemen dan komunikasi dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui seluk-beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan bersama untuk menyukseskan penyelanggaraan komunikasi secara efektif.[3]


[1] Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindio, 2009) Hal. 5-6.
[2] Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindio, 2009) Hal. 109-110.
[3] Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindio, 2009) Bab XI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar