Pengertian
Komunikasi
Untuk memahami pengertian
manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara
umum. Kata komunikasi berasal daro bahasa latin communication yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran
pikiran’. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah
terdapat unsure – unsure kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran
dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima
pesan).
Adapun beberapa definisi
komunikasi dari para pakar, sebagain berikut:
a.
Komukasi
adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada
siapa dengan efek apa (Laswell).
b.
Komunikasi
adalah proses di mana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulant
biasa denga lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk mengubah
tingkah laku orang lain (Carl I.
Hovland).
c.
Komunikasi
adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain terutama melalui symbol-simbol (Theodorson dan Thedorson).
d.
Komunikasi
adalah seni menyampaikan informasi dan sikap seseorang kepada orang lain (Edwin Emeryl).
e.
Komunikasi
adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesame manusia (Delton E, Mc Farland).
f.
Komuinikasi
adalah proses social, dalam arti pelmparan/lambang yang mana mau tidak mau akan
menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan (William
Albig).
g.
Komunikasi
berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan dengan
mengartikan symbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan
dalam waktu (Charles H. Cooley).
h.
Komunikasi
merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses
tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang
memudahkan peralihan maksud tersebut (A.
Winnet).
i.
Komunikasi
merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem symbol linguistik,
seperti sistem symbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. System ini dapat disosialisasikan
secara langsing /tatap muka atau melaui media lain (tulisan, oral dan visual) (Karlfried Knapp).[1]
Komunikasi
Organisasi
Komunikasi dalam organisasi
khususnya mempunyai mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-dimensi
struktur organisasi (misalnya peranan, status, kompleksitas teknologi,
pola-pola otoritas, dan sebagainya). Komunikasi dengan luar organisasi (external communication) adalah
pertukaran “message” antara
organisasi atau masuknya arus informasi dari luar (lingkungan ke dalam
organisasi).
Setiap langkah dalam manajemen
dan pengoprasian suatu organisasi sangat tergantung pada komunikasi. Misalnya peningkatan
aktivitas, penyelesaian konflik, memperbaiki semangat pekerja dan meningkatkan
produksi.
Beberapa aliran teori manajemen
menghadap persoalan komunikasi yang berbeda-beda, tetap semuanya berfokus pada
komunikasi sebagai masalah pokok organisasi karena:
a.
Komunikasi
tampaknya memungkinkan anggota-anggota organisasi saling bertukar pengetahuan
tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai organisasi.
b.
Komunikasi
adalah wahana di mana suatu organisasi dapat mencapai lingkungnanya.
c.
Komunikasi
merupakan saluran yang menghubungkan masukan dengan keluaran suatu organisasi.
Komunikasi menyediakan alat-alat
untuk pengambilan keputusan, melaksanakan keputusan menerima umpan balik dan
mengoreksi tujuan serta prosedur organisasi. “Apabila komunikasi berhenti maka
aktivitas organisasi akan berhenti. Dengan demikian, tinggallah
kegiatan-kegiatan individu yang tidak terorganisasi”. [2]
Manajemen Komunikasi
Manajemen
dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen, semua usaha akan
sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Handoko (1997) menyebut ada 3
alasan utama yang diperlukan manajemen.
a.
Untuk mencapai
tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi,
b.
Untuk menjaga
keseimbangan di antara tujuan-tujuan saling bertentanga. Manajemen dibutuhkan
untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan
kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan
dalam organisasi, seperti pemilik karyawan, maupun kreditor, pelanggan,
konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan
pemerintah.
c.
Untuk mencapai
efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan
efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan rasio
antara keluaran (output) dan masukan
(input). Sedangakan efektivitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, manajer
efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang
tepat untuk mencapai tujuan.
Secara sederhana
dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adlah manajemen yang diterapkan
dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti manajemen akan berperan atau sebagai
penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.
Dalam
rangka pencapaian tujuan tersebut, maka disinilah asas-asas manaajemen dan
komunikasi dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui
seluk-beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan bersama
untuk menyukseskan penyelanggaraan komunikasi secara efektif.[3]
[1]
Tommy Suprapto, Pengantar Teori &
Manajemen Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindio, 2009) Hal. 5-6.
[2] Tommy
Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen
Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindio, 2009) Hal. 109-110.
[3] Tommy
Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen
Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindio, 2009) Bab XI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar