cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih dan sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Cinta mungkin sebuah kata agung yang paling sering membuat seseorang tergugu di hadapannya. Segala teori dan argumentasi yang dilontarkan akan lumpuh begitu saja saat kita sendiri yang mengalami bagaimana hebatnya cinta itu mempengaruhi diri kita. Mungkin sulit dipahami bagi orang yang sedang tak mencinta, bagaimana rasa cinta itu menjelma menjadi ratusan ribu pulsa telepon, berlimpahnya waktu untuk menunggu yang terkasih walau kita sedang dalam deadline ketat, terbuka lebarnya mata mengerjakan tugas-tugas demi membantu yang tersayang. Bongkahan pengorbanan yang tak rela dipecahkan…
Merasakan cinta seperti merasakan hangatnya matahari. Kita selalu merasa kehangatan itu akan terus menyirami diri. Setiap pagi menanti mentari, tak pernah terpikirkan akan turun hujan atau badai karena kita percaya semua itu pasti akan berlalu dan mentari akan kembali, menghangati ujung kaki dan tangan yang sedikit membeku. Mentari ada di sana, dan dia pasti setia.
Cinta yg paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabb-nya. Arrahman adalah Kasih Sayang Allah untuk seluruh makhluknya, fasiq, dhalim, shalih, muslim, non muslim, kebagian Rahmatnya Allah. Arrahim adalah Kasih Sayang Allah khusus untuk mereka yang beriman. Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Allah menciptakan cinta di antara manusia. Dia yang paling hebat, paling tahu bagaimana cinta itu, bagaimana mencintai, bagaimana dicintai. Cinta manuisa kepada Allah yaitu dengan bertakwa kepada-Nya yakni mengerjakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangann-Nya. Berpedoman dengan Al-qur’an dan Al-Hadits. Amal perbuatan yang paling dicintai Allah yang disabdakan Rasululah dalam Shahih Bukhari yaitu Sholat pada waktunya, bakti kepada Ayah Bunda, serta jihad di jalan Allah SWT.
Salah satu rukun didalam shalat adalah membaca Surah Al-Fatihah. Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan) karena ia dijadikan sebagai pembuka dan permulaan Al-Quran.
Surah ini juga dinamakan Ummul Quran (ام القــرآن - Ibu Quran) atau Ummul Kitaab (ام الكتاب - Ibu Kitab) kerana ia merupakan ibu atau induk kepada semua isi Al-Quran dan menjadi inti sari dari kandungan Al-Quran itu sendiri.
Ada sebuah riwayat bagi orang yang suka membaca atau belajar Al – Qur’an :
AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT
Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua
mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang
kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?"
Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"
Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun
malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?"
Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T.
Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan
mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar
dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi
ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"
Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."
Kebanyakan seorang anak belajar Al – Qur’an itu dari orang tuanya dari ia kecil. Setiap orang tua yang itu ingin anaknya manjadi anak yang sholeh dan sholeha. Bermanfaat bagi nusa dan bangsa disertai dengan keimanan. Kebanyakan anak itu sangat dekat hubungannya dengan ibunya, karena kasih ibu yang sangat tulus kepada anaknya. Cinta anak kepada orang tuanya adalah selalu berbakti kepadanya, tidak menyinggung perasaannya, dan selalu mendo’akannya. Ridho-nya Allah itu tergantung kepada ridho-nya orang tua. Jika orang tua sudah ikhlas maka mudahlah segala urusan seorang anak itu. Misalkan dalam hal belajar, ujian, dan lainnya.